Character Building
Character
Building adalah suatu proses yang terus menerus di lakukan untuk membentuk,
tabiat, watak, dan sifat-sifat kejiwaan yang berlandaskan kepada semangat
pengabdian dan kebersamaan.
Kita
tahu bahwa karakter building bisa dibentuk dari diri kita sendiri sejak kita
masih usia dini (usia kanak-kanak). Karakter Building sangat diperlukan untuk
membentuk suatu sifat/karakter kita dan sangat diperlukan di dalam hidup bermasyarakat.
Karena di dalam hidup bermasyarakat karakter building sangatlah penting.
Contohnya ketika kita ingin membuka suatu usaha pasti kita memerlukan yang namanya
karakter building agar bisa membuat usaha yang dengan menggunakan modal kecil
tapi bisa menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Untuk mendapatkan
keuntungan yang sangat besar atau mencapai kesuksesan pasti kita pernah
mengalami yang namanya kegagalan dulu. Namun, bagaimana caranya kita bisa
menyikapi yang namanya kegagalan menjadi kunci keberhasilan yang akan datang.
Disinilah karakter building yang ada di dalam diri kita sangatlah diperlukan.
Disini saya akan menjelaskan apa
saja yang diperlukan dalam pembentukan karakter building, yaitu :
1.
Rasa Bertanggung Jawab
Rasa
bertanggung jawab sangatlah diperlukan di dalam hidup bermasyarakat apalagi
kita adalah makhluk sosial. Contoh simpelnya adalah (misalnya) : ketika saya
mendapatkan sebuah tugas kuliah dari Dosen mata kuliah Aspek Hukum Dalam
Ekonomi. Saya diberikan tugas untuk mencari tentang karakter building. Tugas
ini bentuknya adalah tugas individu. Nah, karena waktunya sangat terbatas dan
saya sudah tidak mendapatkan ide apapun untuk menulis. Lalu, saya mengambil
jalan pintas yaitu copas dari punya temen saya. Dan ternyata pas diperiksa saya
ketahuan kalau saya copas. Secara otomatis, sikap yang harus saya ambil adalah
sikap bertanggung jawab atas kesalahan saya. Kalau saya tidak bertanggung jawab
atas kesalahan tersebut kejadian serupa pasti akan terulang lagi.
2.
Rasa saling menghormati dan saling
menghargai diantara sesama.
Contohnya,
Kita kerja di Perusahaan Permata. Disini saya menduduki Jabatan Manajer. Karena
saya menduduki jabatan Manajer. Saya harus memiliki sikap saling menghormati
dan saling menghargai antar sesama. Jangan sampai saya melakukan hal yang tidak
pantas atau melakukan diskriminasi terhadap bawahan saya. Contoh lainnya adalah
kita hidup dengan bermacam-macam suku dan agama. Di dalam hidup bermasyarakat
juga sangatlah diperlukan sikap saling menghormati dan menghargai antar sesama.
3.
Rasa Kebersamaan dan Tolong Menolong.
Contohnya,
ketika hidup di dalam sebuah keluarga , rasa kebersamaan dan tolong menolong
sangatlah diperlukan untuk menciptakan suasana yang harmonis dan solidaritas.
4.
Adanya
rasa persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa
Kita tinggal di Negara Indonesia,
dimana kita juga hidup sebagai makhluk sosial. Yang artinya tidak bisa hidup
sendiri. Rasa persatuan dan kesatuan sudah tercantum di dalam Pancasila sila
ketiga.
5.
Adanya
rasa peduli dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Rasa peduli dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah hal yang penting juga dalam
pembentukan karakter building. Contohnya seperi ada korban banjir, di berita
berita tersebut sangatlah heboh dan banyak korbannya juga, kita pasti memiliki
rasa peduli dan kasihan terhadap korban tersebut. Dan keinginan untuk menolong
pasti akan muncul. Itulah yang dinamakan dengan Rasa Peduli dalam kehidupan
bermasyarakat.
6.
Adanya
moral , akhlak yang dilandaskan pada nilai-nilai agama.
7.
Adanya
perilaku dan sifat-sifat kejiwaan yang saling menghormati dan menguntungkan.
8.
adanya
kelakuan dan tingkah laku yang senantiasa menggambarkan nilai-nilai agama,
nilai-nilai hukum dan nilai-nilai budaya.
9.
Sikap
dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebangsaan.
Pendidikan
yang kita tempuh juga harus berdasarkan pada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal
Ika,NKRI, dan pada Agama. Karena pendidikan adalah faktor yang sangat penting
juga dalam pembentukan karakter building. Sekolah adalah Rumah Kedua bagi
seorang pelajar. Sekjolah bukanlah tempat untuk mencari pengetahuan saja tapi
juga para pendidik dan sekolah diharapkan bisa mengajarkan kita bagaimana
caranya sikap saling menghargai, menghormati, kebersamaan, peduli, tolong
menolong, dll.Selain di sekolah, Rumah adalah tempat yang paling utama dalam
pembentukan karakter building. Karena, dari orang tualah kita belajar bagaimana
caranya hidup berkeluarga, hidup dengan rasa kebersamaan, saling menghargai,dll.
Di
dunia kerja nanti karakter building adalah alasan kita bisa diterima di sebuah
perusahaan. Tidak hanya itu, ketika kita ingin menjadi pengusaha karakter building
juga sangat diperlukan.
Sedikit
Cerita tentang diri saya :
Saya
adalah orang yang dari kecil diajarkan oleh orang tua saya tentang bagaimana
caranya hidup saling menghargai, menghormati, memiliki rasa bertanggung jawab.
Ketika saya ingin memasuki dunia kuliah, saya memilih PTN dengan Jurusan yang
dari dulu saya inginkan. Saya sudah belajar dengan sangat giat agar bisa
diterima di PTN tersebut. Namun, setiap kali pengumuman saya selalu saya
melihat tulisan “Maaf” dan itu sedikit membuat saya ngedown. Namun, saya ingat
kata orang tua saya. Kalau Kegagalan adalah awal kunci kesuksesan. Saya
berusaha untuk belajar dari kegagalan, jangan sampai di dunia kuliah saat ini,
saya melakukan kesalahan yang sama seperti dulu. Kata Pantang Menyerahlah yang
saat ini sangat diperlukan untuk mencapai kunci kesuksesan. Kuliah memang
sangat melelahkan, namun saya harus tetap bersemangat agar bisa mendapatkan
hasil (IPK) yang memuaskan sesuai dengan harapan saya. Walaupun, IPK saya saat
ini sangatlah lumayan memuaskan, tapi saya tidak boleh puas gitu saja. Saya
tetap harus belajar lebih giat lagi agar bisa mendapatkan hasil yang lebih
memuaskan lagi. Selama ini saya selalu berusaha mengingat kata-kata ini “Belajarlah
dari Kegagalan” kata-kata itu sangatlah memotivasi saya.
Contoh
Artikel yang Sukses di Dunia Bisnis :
Bermodalkan
Rp 550 Ribu, Pria Ini Sukses Cetak Duit Rp 82 Triliun
Liputan6.com, New
York - Daymond John terkenal sebagai seorang investor dalam serial realitas di
televisi ABC berjudul Shark Tank. Ia seorang anak tunggal yang tumbuh besar
hanya bersama ibunya di Queens, New York.
Ketika kecil ia
sering memandang langit kota Manhattan sambil melihat simbol kesuksesan di
sana, yaitu Empire State Building.
Saat ini,
perusahaannya berhasil menguasai lantai 66 sebuah gedung perkantoran terkenal
di New York, Amerika Serikat. "Saya adalah produk dari kota menakjubkan
ini," katanya. "Ia mengeraskan saya sehingga menjadi pribadi yang
tahan uji."
Sebelum Shark Tank
membuatnya terkenal, John menghasilkan kekayaan sebagai pendiri dan pemimpin
perusahaan FUBU. Perusahaan ini memproduksi pakaian siap pakai untuk para artis
hip hop. Semua bermula dari mesin jahit milik ibunya yang hanya bernilai US$ 40
atau setara Rp 552.400 (Kurs: Rp 13.810 per dolar AS).
Pada akhir 1980an,
John sudah merasa musik hip hop akan mendunia. Suara dari komunitas kulit hitam
mulai terdengar dan John ingin bergabung dalam gerakan tersebut.
"Mereka (artis
hip hop) mulai berkomunikasi soal impian, harapan, aspirasi, dan perjuangannya
di dalam komunitas. Mereka berbicara melalui musik," ujar John.
Ia memulai bisnis ini
dengan mendesain kaos yang menurutnya sesuai dengan selera kaum urban yang
muda. Ia menjahit pakaian tersebut malam hari dan meminta penyanyi rap untuk
memakainya dalam video klip musik atau film. Pada siang hari, John mencari uang
sebagai pramusaji di Red Lobster.
"Malam hari saya
menjahit. Paginya mengatar jahitan, lalu bekerja di Red Lobster karena saya
harus membayar tagihan," katanya. "Tapi saya harus mengejar impian
ini. Karena itu saya tidak pernah menyerah."
Dari pekerjaan malam
hari itu akhirnya John bersama tiga temannya bekerja penuh untuk perusahaan
yang dinamakan FUBU, kepanjangan dari For Us By Us. Sekarang nilai perusahaan
ini telah mencapai US$ 6 miliar atau setara Rp 82,86 triliun.
Pada 2015, Presiden
Barack Obama menunjuknya sebagai Presidential Ambassador of Global
Entrepreneurship. Tidak seperti teori bisnis pada umumnya, butuh uang untuk
membuat uang, John malah merasa dari keterbatasan dana justru melahirkan
kreativitas.
Filosofi John adalah
menerima kegagalan sebagai bagian dari proses belajar. "Orang yang tahu
soal berwirausaha pasti mengerti kalau jadi pengusaha bukan sekedar
"sukses, sukses, sukses", tapi "sukses, sukses, gagal,
sukses"," katanya. (Elsa/Ndw).
Sumber :
http://www.terunabangsa.com/index.php/character-building-pelatihan-pembentukan-karakter.
Diakses pada 26 April 2016.
http://duniabembi.blogspot.co.id/2013/05/membangun-karakter-character-building.html.Diakses
pada 26 April 2016.
https://adityaramadhanim.wordpress.com/2013/06/22/character-building/.Diakses pada 26 April 2016.
http://bisnis.liputan6.com/read/2418903/bermodalkan-rp-550-ribu-pria-ini-sukses-cetak-duit-rp-82-triliun.Diakses
pada 26 April 2016.
Analisis :
Dari penjelasan
diatas, karakter building sangatlah diperlukan dalam kehidupan kita. Karena
karakter building adalah gambaran dari diri kita sendiri. Setiap manusia pasti
memiliki karakter building yang berbeda-beda. Perusahaan sangatlah memerlukan
seseorang yang memiliki karakter building yang baik dan sesuai dengan kriteria
perusahaan. Ketika kita membuka sebuah bisnis, karakter building yang pantang
menyerah, semangat, saling menghargai adalah kunci dari kesuksesan kita.
Contohnya dari artikel diatas. Dengan bermodalkan uang sebesar 550 Ribu bisa
menghasilkan keuntungan sebesar 82 Triliyun. Kesuksesan itu bisa kita raih
dengan cara pantang menyerah, belajar dari kegagalan, takut gagal boleh tapi
harus ingat kegagalan adalah kunci dari kesuksesan kita. Jadi, jangan pernah
menyerah dan belajarlah dari kegagalan kita.