Nilai Tukar Rupiah
Melemah Menjadi Penyebab Kemiskinan di Indonesia
Seperti
yang kita ketahui bahwa kita tinggal di negara yang masyarakatnya masih banyak
yang mengalami kemiskinan. Ditambah lagi dengan melemahnya nilai tukar rupiah
atau kurs. Akibat dari melemahnya kurs atau nilai tukar rpiah menimbulkan
banyak dampak bagi masyarakat Indonesia.
Sekarang
ini Indonesia memang sedang mengalami pelemahan terhadap kurs atau nilai tukar
rupiah. Semakin hari dolar semakin naik nilainya terhadap rupiah. Seakan-akan
rupiah tak ada nilainya, ditambah lagi susahnya mengais rezeki demi sesuap
nasi. Sudah begitu bahan kebutuhan pokok seperti beras, cabai,ayam,daging
harganya juga ikut naik. Bagaimana rakyat tak menjerit dengan keadaan ini ?.
Mereka pasti sangat sulit mencukupi kebutuhan sehari-hari bahkan hingga
menyekolahkan anak-anak mereka ?
Saya
sering sekali melihat di daerah kampus, dijalan raya, bahkan di daerah lampu
merah banyak anak-anak yang masih dibawah umur yang dibawa oleh orang tuanya
untuk ikut mencari rezeki demi memenuhi kebutuhan hidup mereka. Anak-anak itu
seharusnya tidak boleh diikut sertakan dalam mencari uang dengan cara
meminta-minta atau menjadi pengemis, pengamen, dll sehingga mereka tidak bisa
bersekolah.
Kenaikan
harga pokok akan berimbas kepada lapisan
masyarakat menengah ke bawah dan juga ke penjualnya. Karena harganya mereka
memilih bahan makanan lain yang harganya lebih murah. Sehingga pendapatan sang
penjual pun berkurang, apalagi jika ada tengkulak di saat harga naik, tentu
uang penjual akan terkuras habis untuk hal itu. Bukannya dapat untung tetapi
malah buntung karena konsumen menghindari harga bahan pokok yang naik walaupun
biasa dibelinya.
Tidak
hanya itu akibat dari kurs atau nilai tukar rupiah melemah juga mengakibatkan
banyak perusahaan-perusahaan yang harus tutup sehingga banyak juga para pekerja
yang harus merelakan pekerjaan mereka alias di PHK. Banyaknya pekerja yang di
PHK mengakibatkan tingkat pengangguran di Indonesia meningkat.
Inilah alasan yang menyebabkan kurs dollar terhadap
rupiah semakin naik :
1.
Meningkatnya
perekonomian di Amerika Serikat
Kita
sama-sama tau kalau sekarang perekonomian di Amerika serikat sudah membaik
setelah mengalami krisis perekonomian dari tahun 2008. Dan untuk memulihkan
ekonomi Amerika Serikat setelah krisis pada tahun 2008 membuat The Fed yang
merupakan Bank Sentral Amerika berencana melakukan tapering off atau pengurang
quantitative easing yang disebut juga dengan stimulus ekonomi. Rencana ini
dikemukakan gubenur The Fed yaitu Ben Bernake pada Mei 2013 menjadikan langkah
awal penguatan dolar terhadap keuangan global, sehingga suplai dolar menjadi
berkurang.
Dampak
sebaliknya diterima Indonesia yang merupakan negara berkembang, mudah
terdepresiasi nilai mata uangnya karena pengaruh penguatan mata uang negara
maju, khususnya Amerika Serikat. Nilai mata uang Indonesia memiliki
karakteristik tersendiri, soft currency yang artinya sensitif sekali terhadap
kondisi perekonomian internasional. Spekulasi pada pasar finansial,
ketidakstabilan ekonomi maupun krisis finansial menyebabkan melemahnya nilai
soft currency.
2.
Terus tertekan karena
signal buruk dari The Fed
Saat
The Fed merencanakan untuk memangkas pembelian obligasi di Mei 2013, Indeks
harga saham gabungan atau IHSG serta nilai tukar rupiah berfluktuasi tajam.
Berkenaan dengan hal tersebut, memunculkan kekhawatiran atas pemulihan ekonomi
di Amerika Serikat, yang mungkin saja berdampak pada kembalinya modal dan
mempengaruhi lalu lintas keuangan dunia.
3.
Lemahnya nilai mata
uang melanda seluruh dunia
Karena
pemulihan perekonomian di Amerika Serikat, bersamaan dengan pemangkasan
stimulus yang dilakukan oleh The Fed, berdampak positif pada penguatan dolar
terhadap mata uang dunia. Kalau dibandingkan dengan nilai mata uang negara
lain, rupiah belum terlalu anjlok, tetapi tak juga dalam posisi yang aman.
Posisinya berada di tengah-tengah mata uang negara lain, juga tak begitu
menguntungkan.
Mata
uang Malaysia, ringgitlah yang memimpin pelemahan nilai tukar terhadap mata
uang dolar Amerika Serikat itu. Saat ini mengalami penurunan sekitar 16,79%
kembali pada titik terendahya 17 tahun yang lalu ketik krisis keuangan Asia
terjadi di tahun 1998. Dan masih banyak negara lain yang mengalami penurunan
nilai mata uangnya terhadap dolar Amerika.
4.
Harga komoditas ekspor
Indonesia harganya anjlok
Pelemahan
mata uang yang terjadi di dunia terhadap
mata uang dolar, berefek pada menurunnya permintaan barang komoditas
ekspor Indonesia, seperti minyak nabati, batubara, tekstil dan produk tekstil,
barang logam tidak mulia, karet olahan, ataupun kayu olahan. Sehingga harganya
pun menjadi anjlok di pasar dunia dan mempengaruhi neraca perdagangan hingga
akhirnya menambah lemahnya nilai rupiah terhadap dollar.
5.
Kinerja ekspor semakin
merosot
Karena
penurunan permintaan barang komoditas ekspor Indonesia, menyebabkan
merosotnyakinerja ekspor. Yang terjadi seharusnya adalah saat rupiah melemah,
ekspor mestinya mengalami kenaikan. Tetapi, karena anjloknya harga dan
permintaan barang komoditas, maka pengaruhnya pada neraca perdagangan sangatlah
jelek dan hal ini mendorong semakin melemahnya nilai rupiah.
6.
Impor barang tinggi
Entah
mengapa, padahal produk hasil dalam negeri tak kalah dengan produk olahan
negara lain. Namun, banyak dari masyarakat lebih memilih produk luar negeri
yang menurutnya lebih nampak mewah dan elegan. Bukan hanya itu saja, sejak 6
tahun belakangan ini Indonesia melakukan impor barang modal dan konsumsi naik
drastis, pengaruhnya menekan neraca neraca perdagangan. Itulah juga faktor
pendorong melemahnya rupiah sejak tahun 2013. Walaupun satu terakhir ini sudah
terjadi penurunan impor barang, tetapi belum cukup signifikan dalam pelemahan
nilai rupiah terhadap dollar.
7.
Tiga tahun terakhir
neraca perdagangan terus merosot
Bagaimana
tidak, setelah mengalami menurunnya perdagangan komoditas ekspor, pasti neraca
perdagangan juga anjlok. Penurunan ini dapat diketahui dari data catatan bank
Indonesia atas aktivitas impor ekspor dengan cara free on board dan dari
kementrian perdagangan yang selalu melaporkan hasil aktivitas perdagangan
menyeluruh.
8.
Bom waktu peninggalan
dari pemimpin lama.
Lemahnya
nilai tukar rupiah telah terjadi
beberapa tahun belakangan ini. Selain adanya faktor internal yang memicu
pelemahan nilai rupiah, juga diakibatkan karena defisit transaksi berjalan
mulai tahun 2012. Walaupun sudah berusaha sekuat tenaga, hingga saat ini
pemerintah belum menemukan solusinya untuk untuk membalik defisit neraca
berubah menjadi surplus.
9.
Sama dengan Turki dan Brazil, yang juga rawan defisit.
Selain
negara kita, Turki dan Brazil juga merupakan negara yang mengalami rawan akan
defisit transaksi berjalan yang cukup tinggi. Sedangkan negara-negara yang
mempunyai transaksi berjalan surplus, mata uangnya malah lebih terjaga.
10.
Bank Indonesia lebih
hati-hati, meskipun Malaysia dan Rusia menguras devisa negaranya.
Penguatan
nilai dolar Amerika menjadikan negara-negara yang kena dampaknya melakukan
intervensi valas terhadap pasar domestik. Sementara bank sentral Rusia telah
menguras devisa negaranya dengan membeli dolar untuk menyelamatkan rubel, maka
pelemahannya dapat ditahan di 44,9% dalam 6 bulan terakhir ini. Tetapi berbeda
yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang malah menahan menggunakan devisa.
Mungkin saja dengan membeli dolar belum tentu bisa menguatkan rupiah dalam
waktu yang lama.
Dari
dampak-dampak yang ditimbulkan akibat melemahnya nilai tukar rupiah/ kurs
membuat pemerintah harus mengeluarkan kebijakan-kebijakan. Pemerintah tidak
bekerja sendirian tapi juga dibantu oleh Bank Indonesia dalam membuat kebijakan
tersebut. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah antara lain :
1.
Pemerintah mengeluarkan
paket kebijakan ekonomi yang terdiri dari :
a. Membuat
pekerja yang di PHK mendapatkan pekerjaan kembali walaupun kebanyakan
dipekerjakan di shift malam.
b. Para
pengusaha tekstil yang sebagian besar menjalankan industri 24 jam per hari bisa
memaksimalkan tarif baru dengan mempertinggi produktivitas pada malam hari.
c. Pemerintah
akan mempercepat proyek strategis nasional dengan menghilangkan berbagai
hambatan dan sumbatan dalam pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis
nasional.
2.
BI menerbitkan kebijkan
pengggunaan transaksi rupiah dalam negeri.
Dan menurut
saya, solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
cara :
1.
Nilai mata uang harus
ditekanagar tidak melonjak lebih tinggi. 2. BI juga harus lebih mengatur dan memperhatikan uang yang beredar.
3. Indonesia juga jangan terlalu sering membeli barang impor dari negara lain. Karena barang lokal tidak kalah bagusnya dengan barang impor.
4. BI harus menstabilkan dan mempertahankan tingkat suku bunga.
5. Pemerintah dan BI harus bekerja sama dalam memperbaiki dulu neraca perdagangan yang merosot mungkin dengan memberikan keringanan pajak kepada Industri agar mendorong tingkat ekspor.
Sumber :
Nama : Putri
Astri Lenggo Geni
NPM : 28214585
Kelas : 2EB19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar