Sabtu, 14 Maret 2015

Tugas Bebas (Cerpen Melodi Cinta)

MELODI CINTA
Ku buka pintu di pagi hari, lalu  ku dengar suara burung-burung yang sedang bernyanyi, dan ku lihat bunga-bunga yang sedang tersenyum melihat semangatku di pagi hari ini. Dengan menggunakan seragam SMA, ku langkahkan kaki menuju sekolah. Di tengah perjalanan ku dengar seseorang sedang memainkan alunan musik biola dengan sangat merdunya. Tanpa ku sadari, kakiku tak melangkah menuju sekolah melainkan menuju asal suara itu.
Kakiku terhenti disebuah taman yang tak jauh dari rumahku. Ku lihat seorang pria dengan menggunakan seragam SMAnya sedang memainkan biola. Namun, aku tak bisa melihat wajah pria itu karena ia membelakangiku.
Ketika kakiku melangkah untuk mendekati pria itu, tiba-tiba saja pria itu menghilang. Aku terus mencoba mencari keberadaan pria itu. Namun, aku tak berhasil menemukannya. Tanpa ku sadari, waktu telah menunjukkan pukul setengah tujuh. Aku pun langsung bergegas untuk pergi ke sekolah. Kakiku terus berlari, hati dan pikiranku terus berkata “Mampus..mampus gua telat nih, ah elah masa baru hari pertama gua udah telat sih!”.
Tepat pukul tujuh aku tiba di gerbang sekolah yang sudah ditutup. Aku terus mencari akal agar aku bisa masuk ke dalam. Terlintas dipikiranku untuk memanjat pintu gerbang belakang sekolah. Aku memanjat dengan penuh rasa takut karena ini, adalah pertama kalinya aku memanjat. Ketika ku sampai di atas gerbang, rasa takutku bertambah sehingga aku kehilangan keseimbangan otomatis aku terjatuh sambil menutup mata. Dan ketika ku membuka mata, aku melihat seorang pria tampan yang sedang menggendongku sambil berkata “Eh lu gimana sih mau nyari mati apa ? pakai manjat-manjat segala udah tau lu cewe”. Aku pun langsung menyuruh pria itu untuk melepaskan pegangannya sambil berkata “suka-suka gua lah masbuloh”.
“Udah ditolongin bukannya bilang makasih”ujar pria itu. “Ngapain gua bilang makasih ma lu. Eh mampus gua kan udah telat”Sahutku sambil berlari meninggalkan pria itu. Setibanya di kelas, aku langsung mendapatkan sebuah hadiah yang sangat indah banget yaituu....”Vania...baru hari pertama masuk sekolah kamu sudah telat saja. Sekarang bapak tak mau tahu kamu sekarang harus berjemur di lapangan sampai 1 jam mata pelajaran. SEKARANG!!!”Ujar pak Ilham yang statusnya sekarang menjadi wali kelasku.
Aku pun langsung pergi menuju lapangan dengan muka yang sangat bete. Dan disetiap langkahku menuju lapangan aku terus mengoceh “Bego banget sih gua coba aja gua ga nyari tahu tentang cowo itu pasti gua ga bakal telat nih ah elahh..”. Baru 15 menit berjemur rasanya badanku sudah lemes banget. Rasanya aku ingin sekali duduk. Tapi, aku mencoba untuk sugesti diri aku agar aku tidak capai. Namun, tiba-tiba saja semuanya menjadi gelap.
Ketika ku membuka mata, aku sudah berada di dalam ruangan UKS bersama dengan pria yang tadi pagi nolongin aku ketika aku jatuh dari atas gerbang. “Akhirnya lu sadar juga”Sahut pria itu. “Gua kenapa ?”Tanyaku. “Ya ampun pakai nanya segala lagi, jelas-jelas lu pingsan tadi makanya gua bawa kesini”Jawab pria itu. “Ohh gitu ya makasih ya udah nolongin gua”Ujarku. “Iya sama-sama. Oh iya nama gua Yudha anak 12 IPA 2. Nama lu siapa?” tanya pria itu. “Nama gua Vania anak 12 IPS 3”Jawabku.
Tiba-tiba saja bel berbunyi dan itu tandanya sudah memasuki jam pelajaran ke 5. “Ha? Udah jam ke-5 berarti gua pingsannya lama juga dong!”Ucapku dalam hati. “Sorry ya gua ada pelajaran seni musik sekarang. Jadi, gua harus pergi.”Ujar Yudha sambil pergi meninggalkan ruangan UKS.
Ketika Yudha sudah jauh aku baru ingat, kalau aku ingin bertanya ke dia kenapa Yudha selama ini tidak pernah terlihat di sekolah ini. “Ini apa gua yang ga gaul apa emang Yudhanya yang gak pernah keliatan”Ujarku dalam hati.
Setelah 10 menit di UKS sendirian, aku memutuskan untuk balik ke kelas. Di perjalanan menuju kelas, aku mendengar suara alunan musik biola yang tadi pagi ku dengar dan asal suara itu berasal dari ruang aula. Langsung ku langkahkan kakiku menuju ruang aula itu. Namun, tinggal beberapa langkah lagi ku melihat siapa orang yang sedang memainkan alunan musik itu, kakiku tersandung dan spontan ku berteriak.
Tiba-tiba saja ku melihat ada orang yang berlari dengan cepatnya keluar dari ruang aula. Kalau bisa diibaratkan orang itu seperti maling jemuran yang sedang ketangkap basah mencuri. Aku terus mencoba mengejar orang itu dengan kaki yang masih sedikit sakit. Alhasil, aku gagal lagi mengetahui siapa orang itu. Aku pun masuk ke dalam kelas dengan wajah yang sangat lelah. “Na lu masih sakit ya ? kok mukanya lelah gitu”tanya Karina salah seorang sahabat terbaikku. “Gua ga kenapa-napa kok. Cuma capek aja habis lari ngejar orang”Jawabku. “Ngejar siapa?”Tanya Karina. “Entar gua ceritain deh soalnya gurunya udah datang. Udah lu balik gih ke tempat duduk lu”Jawabku sambil menyuruh Karina balik ke tempat duduknya.
Waktu demi waktu ku lalui hari ini disekolah. Tak terasa, sekarang sudah waktunya pulang ke rumah. Tapi, aku dan Karina tidak langsung pulang melainkan pergi ke Mall yang tak jauh jaraknya dari sekolah. Di sepanjang perjalanan aku menceritakan semua kejadian yang aku alami dari tadi pagi ke Karina. Karina pun hanya memberikan respon “Oh” dan “sabar ya”  kepadaku. Aku sudah hafal banget, kalau Karina hanya memberikan respon itu pasti Karina tidak mengerti sama apa yang aku ceritakan.”Daripada ribet dan gua harus jelasin ulang mending gua iya-in aja deh”Ucapku dalam hati sambil senyum-senyum tidak jelas ke Karina.
            Di Mall aku dan Karina bertemu dengan Adit. Adit adalah laki-laki yang dari dulu sampai sekarang suka sama aku. Namun, cintanya adit selalu ku tolak. Rasanya, aku ingin langsung pulang karena mood aku sudah jelek banget.Tanpa pikir panjang, aku langsung menarik tangan Karina dan kita langsung pulang ke rumah. “STOPP....!! ini lu kenapa narik-narik tangan gua ? kan sakit tahu”Ujar Karina dengan gaya bicaranya yang khas. “Gua ga mau ngobrol dan ketemu ma Adit”Jawabku. “Ohhh yasudah lanjutkan perjalanan pulang kita hehe”Ujar Karina sambil menarik tanganku.
            Seminggu sudah berlalu dan dalam seminggu ini aku selalu mendengar suara alunan musik biola di taman. Namun, aku masih penasaran sama orang yang memainkan biola itu. Di sekolah pas pelajaran olahraga aku lagi-lagi mendengar suara alunan musik biola itu lagi di ruang aula. Aku pun langsung pergi menuju aula.
            Betapa terkejutnya aku, ketika mengetahui bahwa yang selama ini memainkan alunan musik itu adalah Adit. “Adit..OMG jadi, selama ini dia orang yang aku cari dan yang juga bikin hati gua tenang ketika mendengar alunan musiknya. Oh No”Ucapku terheran-heran.
            Aku pun langsung berlari dengan sangat cepatnya sampai aku harus menabrak Yudha. “Lu punya mata ga sih! Kalau jalan liat-liat dong”Ucap Yudha dengan nada tingginya. Tanpa ku sadari air mata sudah membasahi seluruh mukaku karena aku memang tidak bisa di marahi dengan nada tinggi. Yudha yang melihat aku menangis langsung menghapus air mataku dengan tisu sambil berkata “sudah.. jangan nangis”dengan lembutnya.  Mendengar kata-kata Yudha barusan membuat hatiku jadi deg-deg-an sehingga membuatku bingung. “Eh buset dah gua ngapa nih..kok jadi deg-deg-an gini ya. Aduhh kenapa nih?”Ucapku dalam hati dengan heran. “Yaudah maafin gua ya, gua ga ada maksud marahin lu kok. Maaf ya.”Ujar Yudha sambil pergi meninggalkanku. Aku hanya bisa menunjukkan muka pongo sambil berkata iya.
            Aku pun berjalanan menuju lapangan dengan wajah yang sangat heran. “Lu kenapa Vania”tanya Karina. “Gua rasa gua jatuh cinta nih”Jawabku dengan polos. Karina yang mendengar jawabanku langsung menertawakanku. Aku pun tak mempedulikan itu karena yang ada dipikiranku hanya 2 yaitu Adit dan Yudha. Aku berniat seusai pulang sekolah  untuk mencari tahu apa benar Adit adalah pria yang aku cari selama ini. Karena rasanya itu semua mustahil banget Adit bisa bermain biola. Setahu aku Adit itu paling anti sama yang namanya alat musik.
            ‘”Hai cantik..mau kemana kamu”Ujar Adit yang sangat menggangu suasana bengong aku saja. “Ihh bikin kaget aja sih. Suka-suka gua lah mau kemana emangnya gua harus 24 jam gitu ngasih tau lu kalau gua mau jalan. Lagian ini juga masih di sekolah”Sahutku dengan sinis. “Ya jangan gitu dong kamu cantik”Bujuk Adit. “Au ah gelap”Tegasku sambil pergi ke kantin meninggalkan Adit. “Cantik..cantikk tunggu. Ah elah liat aja gua pasti akan mendapatkan lu Vania”Ucap Adit.
            Di kantin aku hanya bisa marah-marah. Aku tahu kalau Karina sebenarnya udah bingung banget sama ceritaku karena kelihatan dari ekspresi wajahnya. Tapi, aku terus melanjutkan ceritaku sampai aku puas. Tak terasa bel berbunyi, setelah pelajaran olahraga sekarang adalah pelajaran Bahasa Inggris. Dan sungguh malasnya aku mengikuti pelajaran itu.
            Menit demi menit, jam demi jam kulalui di sekolah tak terasa bel pulang pun berbunyi. Hari ini aku tak bisa pulang bareng sama Karina karena dia dijemput sama ayahnya. Jadi, terpaksa deh aku pulang sendiri. Ketika ingin keluar dari gerbang, Yudha muncul dihadapanku dan mengajakku pulang bareng naik motornya. “Daripada gua pulang sendiri mending pulang sama Yudha”Ucapku dalam hati.
            Aku sama Yudha tak langsung pulang ke rumah karena kita mampir dulu di taman sambil makan mie ayam. Dari awal aku jalan sama Yudha jantungku tak berhenti deg-deg-an. Karena keasyikkan bengong akhirnya Yudha menghilang entah kemana. Aku hanya bisa berteriak memanggil namanya.
            Tiba-tiba saja, di depan mukaku banyak sekali gelembung-gelembung. Ketika aku menengok ke belakang  sambil berkata dalam hati“OMG..Yudha ihh so sweet”. “Gelembung ini gua kasih ke lu supaya lu ga bengong terus dan gua juga tahu kalau lu pasti lagi ada masalah ya”Ujar Yudha. Aku hanya diam tanpa ada sepatah kata pun keluar dari mulutku. “Yasudah kalau ga mau cerita juga ga kenapa-kenapa”Ujar Yudha sambil menarik tanganku dan mengajakku main gelembung di taman.
            Au benar-benar sangat senang sekarang. Kalau dipikir-pikir udah lama aku tidak tertawa selepas ini. Yudha yang melihatku tertawa hanya bisa tersenyum manis saja. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00. Yudha pun langsung bergegas mengantarkanku pulang.
            Setibanya di rumah aku langsung masuk kamar sambil senyum-senyum bahagia sambil berkata “Gua rasa kayaknya gua beneran jatuh cinta sama Yudha nih”. Aku pun terus memikirkan Yudha sambil membuat puisi cinta.
            5 Bulan sudah aku kenal Yudha dan 5 bulan sudah aku dan Yudha menjadi dekat. Walaupun, aku dan Yudha masih sering berantem. Hari ini adalah acara pensi di sekolahku. Dan betapa kesalnya aku ketika tahu kalau Adit juga ikut menjadi pengisi acara. Tapi, aku juga senang karena Yudha juga termasuk pengisi acaranya.
            “Cieee kayaknya semangat banget nunggu penampilannya Yudha hahaha”Ledek Karina. “Ah apaan sih Kar, gua biasa aja tuh hehe”Sahutku sambil malu-malu. “Eh..eh.. liat tuh acaranya udah mulai dan haha cieee penampilan pertama dibuka oleh Adit dan Yudha”Ujar Karina. “Mereka battle biola”Pikirku dengan heran.
            Adit lebih dulu memainkan alunan musik biolanya dan lagi-lagi alunan musik itu yang Adit mainkan. Tiba-tiba insiden pun terjadi. Yudha memberhentikan permainan musik biola Adit dan mengatakan kalau alunan musik itu adalah lagunya Yudha. Ini benar-benar membuatku bingung. Sehingga aku memutuskan untuk naik ke atas panggung sambil mengatakan “Sebenarnya siapa yang punya alunan musik indah ini. Please jujur sama gua, jangan bikin gua bingung kayak gini. Asal kalian berdua tahu alunan musik ini sangat berarti buat gua”. “Ini gua yang ciptain dari dulu”Ujar Yudha. “Bohong Viana cantik ini alunan musik punya gua, gua yang ciptain”Sahut Adit.
            Suasana makin memanas. Aku benar-benar bingung harus bagaimana?. Tiba-tiba datang salah satu murid anak kelas 11 ke atas panggung dengan polosnya mengatakan “Kak Adit..maaf ya kak tadi aku salah ambil CD. Jadi, yang tadi kak Adit pakai alunan musik biolanya belum selesai”. “Apa Dit? Apa yang dibilang adek kelas ini benar?”Tanyaku bingung. “Ehm..ehm...anu..anu..iya Viana yang dibilang adek kelas ini benar. Maafin gua ya”Jawab Adit dengan grogi.
            Spontan anak-anak satu sekolah menyoraki Adit dan membuat Adit malu sehingga Adit akhirnya turun dari atas panggung. Di atas panggung hanya ada aku dan Yudha. Tanpa berpikir panjang Yudha langsung memainkan alunan musik biolanya dengan merdu.
            Di tengah-tengah permainannya Yudha menyempatkan diri untuk bertanya kepadaku “Na apa benar yang lu bilang tadi. Kalau, alunan musik ini sangat berarti buat lu”. “Ehmm...iya”Jawabku malu-malu.
            Tiba-tiba saja, Yudha berjongkok dihadapanku sambil meneruskan alunan musik biolanya. Aku pun langsung menyuruhnya untuk berdiri. Namun, Yudha tetap melanjutkan permainnya sambil berjongkok dihadapanku.
            Tak lama kemudian “Viana selama gua kenal sama lu, hati gua selalu nyaman. Gua nyaman liat senyum lu gua nyaman dengar suara lu. Baru pertama kali gua merasakan ini Na. Dan di depan murid-murid serta guru-guru SMA Purnama Maukah engkau menjadi pacarku?”sambil meneruskan alunan musik biolanya. “Ehmm..gimana ya ehm...sebenarnya tanpa gua jawab juga lu udah tahu kok kalau gua pasti bakal jawab iya gua mau jadi pacar lu Yudha”.
            Yudha pun memberhentikan permainan biolanya dan langsung memeluk aku sambil mengatakan “I Love You Viana”.
_THE END_


Tidak ada komentar:

Posting Komentar