MELODI CINTA
Ku
buka pintu di pagi hari, lalu ku dengar
suara burung-burung yang sedang bernyanyi, dan ku lihat bunga-bunga yang sedang
tersenyum melihat semangatku di pagi hari ini. Dengan menggunakan seragam SMA,
ku langkahkan kaki menuju sekolah. Di tengah perjalanan ku dengar seseorang
sedang memainkan alunan musik biola dengan sangat merdunya. Tanpa ku sadari,
kakiku tak melangkah menuju sekolah melainkan menuju asal suara itu.
Kakiku
terhenti disebuah taman yang tak jauh dari rumahku. Ku lihat seorang pria
dengan menggunakan seragam SMAnya sedang memainkan biola. Namun, aku tak bisa
melihat wajah pria itu karena ia membelakangiku.
Ketika
kakiku melangkah untuk mendekati pria itu, tiba-tiba saja pria itu menghilang.
Aku terus mencoba mencari keberadaan pria itu. Namun, aku tak berhasil
menemukannya. Tanpa ku sadari, waktu telah menunjukkan pukul setengah tujuh.
Aku pun langsung bergegas untuk pergi ke sekolah. Kakiku terus berlari, hati
dan pikiranku terus berkata “Mampus..mampus gua telat nih, ah elah masa baru
hari pertama gua udah telat sih!”.
Tepat
pukul tujuh aku tiba di gerbang sekolah yang sudah ditutup. Aku terus mencari
akal agar aku bisa masuk ke dalam. Terlintas dipikiranku untuk memanjat pintu
gerbang belakang sekolah. Aku memanjat dengan penuh rasa takut karena ini,
adalah pertama kalinya aku memanjat. Ketika ku sampai di atas gerbang, rasa
takutku bertambah sehingga aku kehilangan keseimbangan otomatis aku terjatuh
sambil menutup mata. Dan ketika ku membuka mata, aku melihat seorang pria tampan
yang sedang menggendongku sambil berkata “Eh lu gimana sih mau nyari mati apa ?
pakai manjat-manjat segala udah tau lu cewe”. Aku pun langsung menyuruh pria
itu untuk melepaskan pegangannya sambil berkata “suka-suka gua lah masbuloh”.
“Udah
ditolongin bukannya bilang makasih”ujar pria itu. “Ngapain gua bilang makasih
ma lu. Eh mampus gua kan udah telat”Sahutku sambil berlari meninggalkan pria
itu. Setibanya di kelas, aku langsung mendapatkan sebuah hadiah yang sangat
indah banget yaituu....”Vania...baru hari pertama masuk sekolah kamu sudah
telat saja. Sekarang bapak tak mau tahu kamu sekarang harus berjemur di
lapangan sampai 1 jam mata pelajaran. SEKARANG!!!”Ujar pak Ilham yang statusnya
sekarang menjadi wali kelasku.
Aku
pun langsung pergi menuju lapangan dengan muka yang sangat bete. Dan disetiap
langkahku menuju lapangan aku terus mengoceh “Bego banget sih gua coba aja gua
ga nyari tahu tentang cowo itu pasti gua ga bakal telat nih ah elahh..”. Baru
15 menit berjemur rasanya badanku sudah lemes banget. Rasanya aku ingin sekali
duduk. Tapi, aku mencoba untuk sugesti diri aku agar aku tidak capai. Namun,
tiba-tiba saja semuanya menjadi gelap.
Ketika
ku membuka mata, aku sudah berada di dalam ruangan UKS bersama dengan pria yang
tadi pagi nolongin aku ketika aku jatuh dari atas gerbang. “Akhirnya lu sadar
juga”Sahut pria itu. “Gua kenapa ?”Tanyaku. “Ya ampun pakai nanya segala lagi,
jelas-jelas lu pingsan tadi makanya gua bawa kesini”Jawab pria itu. “Ohh gitu
ya makasih ya udah nolongin gua”Ujarku. “Iya sama-sama. Oh iya nama gua Yudha
anak 12 IPA 2. Nama lu siapa?” tanya pria itu. “Nama gua Vania anak 12 IPS
3”Jawabku.
Tiba-tiba
saja bel berbunyi dan itu tandanya sudah memasuki jam pelajaran ke 5. “Ha? Udah
jam ke-5 berarti gua pingsannya lama juga dong!”Ucapku dalam hati. “Sorry ya
gua ada pelajaran seni musik sekarang. Jadi, gua harus pergi.”Ujar Yudha sambil
pergi meninggalkan ruangan UKS.
Ketika
Yudha sudah jauh aku baru ingat, kalau aku ingin bertanya ke dia kenapa Yudha
selama ini tidak pernah terlihat di sekolah ini. “Ini apa gua yang ga gaul apa
emang Yudhanya yang gak pernah keliatan”Ujarku dalam hati.
Setelah
10 menit di UKS sendirian, aku memutuskan untuk balik ke kelas. Di perjalanan
menuju kelas, aku mendengar suara alunan musik biola yang tadi pagi ku dengar
dan asal suara itu berasal dari ruang aula. Langsung ku langkahkan kakiku
menuju ruang aula itu. Namun, tinggal beberapa langkah lagi ku melihat siapa
orang yang sedang memainkan alunan musik itu, kakiku tersandung dan spontan ku
berteriak.
Tiba-tiba
saja ku melihat ada orang yang berlari dengan cepatnya keluar dari ruang aula.
Kalau bisa diibaratkan orang itu seperti maling jemuran yang sedang ketangkap
basah mencuri. Aku terus mencoba mengejar orang itu dengan kaki yang masih
sedikit sakit. Alhasil, aku gagal lagi mengetahui siapa orang itu. Aku pun
masuk ke dalam kelas dengan wajah yang sangat lelah. “Na lu masih sakit ya ?
kok mukanya lelah gitu”tanya Karina salah seorang sahabat terbaikku. “Gua ga
kenapa-napa kok. Cuma capek aja habis lari ngejar orang”Jawabku. “Ngejar
siapa?”Tanya Karina. “Entar gua ceritain deh soalnya gurunya udah datang. Udah
lu balik gih ke tempat duduk lu”Jawabku sambil menyuruh Karina balik ke tempat
duduknya.
Waktu
demi waktu ku lalui hari ini disekolah. Tak terasa, sekarang sudah waktunya
pulang ke rumah. Tapi, aku dan Karina tidak langsung pulang melainkan pergi ke
Mall yang tak jauh jaraknya dari sekolah. Di sepanjang perjalanan aku
menceritakan semua kejadian yang aku alami dari tadi pagi ke Karina. Karina pun
hanya memberikan respon “Oh” dan “sabar ya”
kepadaku. Aku sudah hafal banget, kalau Karina hanya memberikan respon
itu pasti Karina tidak mengerti sama apa yang aku ceritakan.”Daripada ribet dan
gua harus jelasin ulang mending gua iya-in aja deh”Ucapku dalam hati sambil
senyum-senyum tidak jelas ke Karina.
Di Mall aku dan Karina bertemu
dengan Adit. Adit adalah laki-laki yang dari dulu sampai sekarang suka sama
aku. Namun, cintanya adit selalu ku tolak. Rasanya, aku ingin langsung pulang
karena mood aku sudah jelek banget.Tanpa pikir panjang, aku langsung menarik
tangan Karina dan kita langsung pulang ke rumah. “STOPP....!! ini lu kenapa
narik-narik tangan gua ? kan sakit tahu”Ujar Karina dengan gaya bicaranya yang
khas. “Gua ga mau ngobrol dan ketemu ma Adit”Jawabku. “Ohhh yasudah lanjutkan
perjalanan pulang kita hehe”Ujar Karina sambil menarik tanganku.
Seminggu sudah berlalu dan dalam seminggu
ini aku selalu mendengar suara alunan musik biola di taman. Namun, aku masih
penasaran sama orang yang memainkan biola itu. Di sekolah pas pelajaran
olahraga aku lagi-lagi mendengar suara alunan musik biola itu lagi di ruang
aula. Aku pun langsung pergi menuju aula.
Betapa terkejutnya aku, ketika
mengetahui bahwa yang selama ini memainkan alunan musik itu adalah Adit.
“Adit..OMG jadi, selama ini dia orang yang aku cari dan yang juga bikin hati
gua tenang ketika mendengar alunan musiknya. Oh No”Ucapku terheran-heran.
Aku pun langsung berlari dengan
sangat cepatnya sampai aku harus menabrak Yudha. “Lu punya mata ga sih! Kalau
jalan liat-liat dong”Ucap Yudha dengan nada tingginya. Tanpa ku sadari air mata
sudah membasahi seluruh mukaku karena aku memang tidak bisa di marahi dengan
nada tinggi. Yudha yang melihat aku menangis langsung menghapus air mataku
dengan tisu sambil berkata “sudah.. jangan nangis”dengan lembutnya. Mendengar kata-kata Yudha barusan membuat
hatiku jadi deg-deg-an sehingga membuatku bingung. “Eh buset dah gua ngapa
nih..kok jadi deg-deg-an gini ya. Aduhh kenapa nih?”Ucapku dalam hati dengan
heran. “Yaudah maafin gua ya, gua ga ada maksud marahin lu kok. Maaf ya.”Ujar
Yudha sambil pergi meninggalkanku. Aku hanya bisa menunjukkan muka pongo sambil
berkata iya.
Aku pun berjalanan menuju lapangan
dengan wajah yang sangat heran. “Lu kenapa Vania”tanya Karina. “Gua rasa gua
jatuh cinta nih”Jawabku dengan polos. Karina yang mendengar jawabanku langsung
menertawakanku. Aku pun tak mempedulikan itu karena yang ada dipikiranku hanya
2 yaitu Adit dan Yudha. Aku berniat seusai pulang sekolah untuk mencari tahu apa benar Adit adalah pria
yang aku cari selama ini. Karena rasanya itu semua mustahil banget Adit bisa
bermain biola. Setahu aku Adit itu paling anti sama yang namanya alat musik.
‘”Hai cantik..mau kemana kamu”Ujar
Adit yang sangat menggangu suasana bengong aku saja. “Ihh bikin kaget aja sih.
Suka-suka gua lah mau kemana emangnya gua harus 24 jam gitu ngasih tau lu kalau
gua mau jalan. Lagian ini juga masih di sekolah”Sahutku dengan sinis. “Ya
jangan gitu dong kamu cantik”Bujuk Adit. “Au ah gelap”Tegasku sambil pergi ke
kantin meninggalkan Adit. “Cantik..cantikk tunggu. Ah elah liat aja gua pasti
akan mendapatkan lu Vania”Ucap Adit.
Di kantin aku hanya bisa
marah-marah. Aku tahu kalau Karina sebenarnya udah bingung banget sama ceritaku
karena kelihatan dari ekspresi wajahnya. Tapi, aku terus melanjutkan ceritaku
sampai aku puas. Tak terasa bel berbunyi, setelah pelajaran olahraga sekarang
adalah pelajaran Bahasa Inggris. Dan sungguh malasnya aku mengikuti pelajaran
itu.
Menit demi menit, jam demi jam
kulalui di sekolah tak terasa bel pulang pun berbunyi. Hari ini aku tak bisa pulang
bareng sama Karina karena dia dijemput sama ayahnya. Jadi, terpaksa deh aku
pulang sendiri. Ketika ingin keluar dari gerbang, Yudha muncul dihadapanku dan
mengajakku pulang bareng naik motornya. “Daripada gua pulang sendiri mending
pulang sama Yudha”Ucapku dalam hati.
Aku sama Yudha tak langsung pulang
ke rumah karena kita mampir dulu di taman sambil makan mie ayam. Dari awal aku
jalan sama Yudha jantungku tak berhenti deg-deg-an. Karena keasyikkan bengong
akhirnya Yudha menghilang entah kemana. Aku hanya bisa berteriak memanggil namanya.
Tiba-tiba saja, di depan mukaku
banyak sekali gelembung-gelembung. Ketika aku menengok ke belakang sambil berkata dalam hati“OMG..Yudha ihh so
sweet”. “Gelembung ini gua kasih ke lu supaya lu ga bengong terus dan gua juga
tahu kalau lu pasti lagi ada masalah ya”Ujar Yudha. Aku hanya diam tanpa ada
sepatah kata pun keluar dari mulutku. “Yasudah kalau ga mau cerita juga ga
kenapa-kenapa”Ujar Yudha sambil menarik tanganku dan mengajakku main gelembung
di taman.
Au benar-benar sangat senang
sekarang. Kalau dipikir-pikir udah lama aku tidak tertawa selepas ini. Yudha
yang melihatku tertawa hanya bisa tersenyum manis saja. Tak terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 17.00. Yudha pun langsung bergegas mengantarkanku pulang.
Setibanya di rumah aku langsung
masuk kamar sambil senyum-senyum bahagia sambil berkata “Gua rasa kayaknya gua
beneran jatuh cinta sama Yudha nih”. Aku pun terus memikirkan Yudha sambil
membuat puisi cinta.
5 Bulan sudah aku kenal Yudha dan 5
bulan sudah aku dan Yudha menjadi dekat. Walaupun, aku dan Yudha masih sering
berantem. Hari ini adalah acara pensi di sekolahku. Dan betapa kesalnya aku
ketika tahu kalau Adit juga ikut menjadi pengisi acara. Tapi, aku juga senang
karena Yudha juga termasuk pengisi acaranya.
“Cieee kayaknya semangat banget
nunggu penampilannya Yudha hahaha”Ledek Karina. “Ah apaan sih Kar, gua biasa
aja tuh hehe”Sahutku sambil malu-malu. “Eh..eh.. liat tuh acaranya udah mulai
dan haha cieee penampilan pertama dibuka oleh Adit dan Yudha”Ujar Karina.
“Mereka battle biola”Pikirku dengan heran.
Adit lebih dulu memainkan alunan musik
biolanya dan lagi-lagi alunan musik itu yang Adit mainkan. Tiba-tiba insiden
pun terjadi. Yudha memberhentikan permainan musik biola Adit dan mengatakan
kalau alunan musik itu adalah lagunya Yudha. Ini benar-benar membuatku bingung.
Sehingga aku memutuskan untuk naik ke atas panggung sambil mengatakan
“Sebenarnya siapa yang punya alunan musik indah ini. Please jujur sama gua,
jangan bikin gua bingung kayak gini. Asal kalian berdua tahu alunan musik ini
sangat berarti buat gua”. “Ini gua yang ciptain dari dulu”Ujar Yudha. “Bohong Viana
cantik ini alunan musik punya gua, gua yang ciptain”Sahut Adit.
Suasana makin memanas. Aku benar-benar
bingung harus bagaimana?. Tiba-tiba datang salah satu murid anak kelas 11 ke
atas panggung dengan polosnya mengatakan “Kak Adit..maaf ya kak tadi aku salah
ambil CD. Jadi, yang tadi kak Adit pakai alunan musik biolanya belum selesai”.
“Apa Dit? Apa yang dibilang adek kelas ini benar?”Tanyaku bingung. “Ehm..ehm...anu..anu..iya
Viana yang dibilang adek kelas ini benar. Maafin gua ya”Jawab Adit dengan
grogi.
Spontan anak-anak satu sekolah
menyoraki Adit dan membuat Adit malu sehingga Adit akhirnya turun dari atas
panggung. Di atas panggung hanya ada aku dan Yudha. Tanpa berpikir panjang
Yudha langsung memainkan alunan musik biolanya dengan merdu.
Di tengah-tengah permainannya Yudha
menyempatkan diri untuk bertanya kepadaku “Na apa benar yang lu bilang tadi.
Kalau, alunan musik ini sangat berarti buat lu”. “Ehmm...iya”Jawabku malu-malu.
Tiba-tiba saja, Yudha berjongkok
dihadapanku sambil meneruskan alunan musik biolanya. Aku pun langsung
menyuruhnya untuk berdiri. Namun, Yudha tetap melanjutkan permainnya sambil
berjongkok dihadapanku.
Tak lama kemudian “Viana selama gua
kenal sama lu, hati gua selalu nyaman. Gua nyaman liat senyum lu gua nyaman
dengar suara lu. Baru pertama kali gua merasakan ini Na. Dan di depan
murid-murid serta guru-guru SMA Purnama Maukah engkau menjadi pacarku?”sambil
meneruskan alunan musik biolanya. “Ehmm..gimana ya ehm...sebenarnya tanpa gua
jawab juga lu udah tahu kok kalau gua pasti bakal jawab iya gua mau jadi pacar
lu Yudha”.
Yudha pun memberhentikan permainan
biolanya dan langsung memeluk aku sambil mengatakan “I Love You Viana”.
_THE
END_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar