Produk Dalam Negeri dengan Produk Luar Negeri
Perekonomian Indonesia sedang dalam masa perkembangan yang begitu pesat. Dengan target pasar lebih dari 260 juta orang dari Sabang sampai Merauke, bukan hanya perusahaan lokal yang ingin mengadu untung di tanah Indonesia, namun juga berbagai perusahaan dari luar negeri. Bahkan dalam kenyataan yang terjadi, perusahaan lokal justru banyak yang tergusur dengan keberadaan perusahaan luar negeri.
Banyak argumen mengapa perusahaan lokal mengalami kemunduran seperti
ini, namun mungkin pengaruh kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap
produk lokal tidak lebih baik daripada produk luar bisa jadi faktor yang
paling kuat. Berikut beberapa hal mengapa produk lokal dianggap tidak
lebih baik daripada produk luar :
1. Kualitas Produk
Produk luar senantiasa dianggap selalu berfokus pada kualitas, baru
kemudian kuantitas. Sementara produk lokal senantiasa dianggap berfokus
pada kuantitas, baru kualitas. Hal ini mungkin tidak sepenuhnya salah,
karena banyak sekali produk asal jadi yang bahkan ketahuan belangnya
saat perusahaan pembuatnya diinspeksi mendadak.
2. Kemasan Produk
Masyarakat Indonesia berani membayar mahal untuk membeli produk luar,
namun tidak untuk produk lokal. Maka wajar perusahaan lokal berjuang
dengan berbagai cara agar harga produknya dimasyarakat tidak terlampau
mahal, setidaknya tidak lebih mahal daripada produk luar. Salah satu
caranya adalah dengan mengurangi tampilan manis pada kemasan produk.
Sementara produk luar bisa jadi lebih banyak mengeluarkan biaya di
kemasan yang manis daripada produknya sendiri. Namun siapa sih yang
lebih memilih kemasan kurang cantik jika ada kemasan cantik, apalagi
kemasan cantiknya adalah produk luar, harga berapapun berani deh.
3. Promosi Produk
Promosi di televisi memang mahal. Tapi sesuai dengan jangkauan penonton
yang ada dari ujung timur hingga barat Indonesia. Semakin banyak
promosi produk dilakukan via televisi atau media lain, bisa jadi alasan
mengapa produk dari top brand (lokal dan non-lokal) lebih digemari
daripada produk yang dipromosikan dari mulut ke mulut, atau hanya berupa
poster. Terlebih banyak juga top brand yang melakukan promosi via
aktivitas yang melibatkan orang banyak seperti jalan sehat atau tes
darah gratis, yang kemudian pesertanya diberikan souvenir promosi
setelah mengikuti kegiatan tersebut. Ini yang masih dianggap perusahaan
lokal sebagai alokasi buang-buang uang, padahal sudah banyak perusahaan
yang melayani pembuatan souvenir promosi sesuai budget seperti
perusahaan yang satu ini.
4. Lokasi Berjualan
Kebanyakan produk luar dikemas khusus untuk dijual di gerai-gerai
tertentu, mereka biasanya tidak menjamin kualitas dari produk yang
dijual selain di gerai mereka, sehingga konsumen pun lebih senang
membeli langsung dari gerainya, meskipun harga di gerai tersebut tidak
lebih murah daripada harga di pedagang eceran. Namun banyak perusahaan
Indonesia yang lebih menjauhi kesan premium dan menyebarkan penjualan
hingga ke pelosok negeri, dan ini tidak salah. Namun jika kemudian
konsumen dihadapkan dengan produk yang biasa ditemui di eceran dan yang
dijual hanya digerai-gerai tertentu, saya pikir lebih banyak konsumen
yang lebih memilih produk premium yang dijual di gerai tertentu.
sumber : http://www.umm.ac.id/en/detail-194-mengapa-produk-luar-lebih-disukai-daripada-produk-dalam-negeri-opini-umm.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar